Entri Populer

Minggu, 08 Mei 2011

Studi Tentang Kain Kafan Yesus

Dari sebuah makam di dalam gua yang telah lama tersegel, arkeologis pada abad ke-15 berhasil menggali sebuah kain yang diperkirakan merupakan kain yang digunakan yesus saat pemakamannya di Yerusalem.
Sebuah studi baru membuktikan bahwa Penemuan ini menjadi bukti bahwa kain kafan yang ditemukan dilokasi pemakaman bukanlah yang digunakan untuk membungkus tubuh Yesus.
Terlebih lagi, sisa-sisa dari orang yang mayatnya terbungkus kain tersebut menunjukkan adanya bukti DNA tentang Leprosy – wabah penyakit masa lalu.
Dari sekitar 1000 makam dari abad ke-1 M, yang berhasil tergali disekitar Yerusalem, tidak satupun lembaran dari kain yang ditemukan, hingga saat ini. Kata arkeologis Shimon Gibson, yang bekerja pada Israel Antiquities Authority.
Ditemukan pada salah satu pemakaman abad pertama yang dipenuhi kuburan-kuburan pemuka agama dan aristokrat, makam tersebut akhirnya terbuka oleh para pencari harta karun, yang pada awalnya mereka meninggalkan begitu saja kain tersebut. Mungkin mereka kira karena tidak ada nilai ekonomisnya. Para ahli akhirnya dapat mengamankan artefak tersebut sebelum jadi rusak.
Makam yang terkenal dengan sebutan Tomb Of Shroud ini menjadi salah satu daya tarik di Yerusalem yang merupakan salah satu pemakaman dimasa Yesus hidup.
Tomb of Shroud ini kelihatannya telah tersegel selama hampir 2000 tahun, barangkali sebagai penccegahan melawan penyebaran wabah Leprosy atau tuberkulosis, yang buktinya ada pada DNA yang menempel dikain tersebut.
Segel yang tertutup rapat menyebabkan kain – penanggalan radiokarbon pada pintu gua menunjukkan angka yang berasal dari abad ke-1 M – 50 M -  dapat bertahan terhadap tingkat karakterisitk kelembapan gua-gua di Yerusalem.
Arkeologis terkejut ketika mereka bahkan menemukan ada sisa-sisa mayat didalam makam. Mayat-mayat tadi akhirnya dipindahkan ke tempat lain.
Bukti apakah ada hubungan Yesus dengan Tomb Of Shroud?
Kain akhirnya terkenal dengan nama Shroud of Turin – karena telah dipindahkan ke Katedral di Turin, Italia, sejak tahun 1578 – dipercaya oleh banyak orang sebagai kain yang menutup tubuh Yesus saat dimakamkan di yerusalem – tapi banyak juga yang menganggap itu palsu. Beberapa masih memperdebatkan hal tersebut.
Penanggalam karbon dari 3 (tiga) laboratorium diakhir tahun 1980, menunjukkan bahwa kain tersebut dibuat pada tahun 1260 – 1390 M, lama setelah Yesus hidup. Ditahun 2005, studi baru menunjukkan bahwa kain tersebut sebenarnya telah berumur lebih dari 1300 hingga  3000 tahun.
Dan jahitan kain dari Tomb of Shroud menambah keragu-raguan kain tersebut sebagai kain yang digunakan Yesus saat pemakamannya.
Studi menunjukkan Kain  terbuat dari benang linen dan wol yang sebelumnya tidak dikenal keberadaannya hingga dipertengahan zaman medieval (1000 – 1500 M)
Dari lokasi makam dan jenis kain, menawarkan suatu bukti bahwa  hanya orang-orang yang berstatus elite/aristokrat yang menggunakannya.  Seseorang dari keluarga kaya Yerusalem pada masa inilah yang memilikinya.
Dengan mengasumsikan bahwa tipe kain ini telah ada di yerusalem dimasa Yesus hidup, peneliti beranggapan kalau kain tersebut pastilah tidak berasal dari dalam kota.
Hal tersebut karena tidak ada lagi bukti lain yang berasal dari waktu dan tempat yang sama –meskipun telah ditemukan bukti pakaian lain di makam-makam kuno yerusalem.
“Bila diteliti lebih jauh, akan diketahui bahwa pakaian yang ditemukan itu tidaklah sama dengan kain dari Tomb of Shroud”, kata para pemeliti seperti yang dikutip dari jurnal PLosONE.
Hal terpenting untuk kloner untuk mengetahui tepatnya waktu kain tersebut berasal adalah penanggalan karbon dari sisa-sisa mayat yang berada ditempat dimana kain tersebut ditemukan. “ suatu hal yang menakjubkan bahwa kita menemukan selembar peninggalan orang yang bahkan masih ada rambutnya yang menempel”, tambah Kloner.
Kain Tomb of Shroud adalah suatu gambaran tentang kesehatan dimasa lalu
Daripada menambah debat tentang kain dari Tomb of Shroud, peneliti lebih memusatkan pada bukti tentang situasi kesehatan dimasa injil diturunkan.
Para ahli tidak tahu banyak tentang asal usul Leprosy. Penyakit tersebut dipercaya berasal dari India dan tiba di daerah mediterania sekitar abad ke-4 hingga abad ke-2 SM. Penemuan baru di yerusalem ini mungkin saja akan mengisi celah  ilmu pengetahuan penyakit ini.
Korban yang teridentifikasi memiliki status sosial tinggi, mengindikasikan kalau leprosy dan tuberkulosis telah menjangkau seluruh elemen sosial masyarakat, kaya dan miskin di yerusalem. – dan barangkali tidak semua penderita akan diasingkan.
Asal-usul Leprosy masih jadi misteri, tapi peneliti berharap bahwa , sebagaimana studi baru berlanjut, muncul kombinasi ilmu arkeologi dan patologi yang akan membantu menelusuri jejak evolusi dan persebaran dari penyakit kuno ini dan juga yang lainnya.
“ini adalah pertama kalinya dalam sejarah tentang penelitian DNA dari sisa peninggalan apa yang dulunya digunakan oleh manusia”, – maksud dari pernyataan dari tidak lain karena tidak pernah sebelumnya ada penelitian DNA dari barang-barang yang pernah digunakan manusia. kebanyakan penelitian DNA diambi dari sampel makhluk hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar